Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengaturan Pola Makan untuk Penyakit HIV-AIDS

Halo, Sahabat Sehat! Sudah tahu belum penyakit HIV-AIDS itu apa? Human Immunodeficiency Virus atau dikenal dengan HIV adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh retrovirus mengakibatkan terjadinya penurunan imunitas.

Virus retrovirus adalah jenis virus yang memiliki diameter 1 mikron dan 1/70 dari targetnya yaitu sel imun CD4. Virus ini selanjutnya berkembang dan menjadi sumber perkembangan virus. Bagaimana ya virus ini bisa mengakibatkan kerusakan dalam tubuh kita?

HIV ini mengandung sembilan gen dimana 6 diantaranya berguna untuk menembus dan menginfeksi sel target dan memproduksi salinan virus. Sedangkan 3 gen lainnya berguna untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi partikel virus di tubuh sel inangnya.

Sudah tahu kan kalau HIV itu adalah virusnya. Lalu nama penyakitnya apa ya? Nama penyakitnya yaitu AIDS atau disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome. 

Jadi AIDS ini kumpulan gejala yang diakibatkan oleh kekurangan atau terjadi defisiensi dan lemahnya sistem kekebalan tubuh dari HIV ini.
 
Pengaturan Pola Makan untuk AIDS
Gambar dari Pixabay.com

Prevalensi Penyakit AIDS

Prevalensi HIV di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, hingga mencapai angka 32.711 kasus. Dari keseluruhan wilayah di Indonesia, 15 provinsi yang mencakup Pulau Jawa, Bali, Papua, sebagian Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan merupakan penyumbang terbesar kasus HIV karena memiliki lebih dari 440 kasus. Namun, terjadi penurunan angka penderita AIDS. 
 
Hal ini terjadi karena kurangnya pelaporan yang ada di lapangan. Sebagian besar penderita HIV merupakan laki-laki (61,6%), dan berada pada usia produktif yaitu 20-29 tahun(32,2%) yang aktif secara seksual dan menggunakan jarum suntik NAPZA.

Faktor Risiko Penyakit AIDS

Adapun faktor risiko penyakit AIDS sebagai berikut.

1. Hubungan Badan

Hubungan badan yang dilakukan dengan orang yang terpapar virus HIV, sesama jenis dan bisa hubungan yang dilakukan dengan gonta ganti pasangan.

2. Transfusi Darah dan Menerima Suntikan

pemberian atau donor darah yang dilakukan oleh pengidap AIDS. Penerimaan transplantasi jaringan, serta prosedur medis yang melibatkan pemotongan dan tindakan yang tidak steril.

3. Penggunaan Jarum Suntik

Faktor risiko yang ketiga yaitu penggunaan jarum suntik yang tidak diseterilkan terlebih dahulu. Bisa dalam jarum suntik pembuatan tato, tindik dan pisau cukur yang dapat mengakibatkan luka. 

Akibat dari penggunaan jarum suntik ini ada bekas darah kemudian digunakan pada orang lain.

4. Ibu Hamil pada Bayinya

Bayi akan terinfeksi AIDS bisa di dalam rahim melalui plasenta ibu. Bisa juga ketika proses persalinan berlangsung ketika bayi terpapar darah dan cairan ibu. Pada saat proses menyusui, bayi akan terpapar ketika minum air susu ibu (ASI) dari ibunya.

Fase dan Gejala Penyakit AIDS

Berikut 4 fase dan gejala yang berbeda-beda dari ringan sampai berat yaitu.

1. Fase Satu

Pada fase satu ini virus menginfeksi sekitar 1-6 bulan. Orang ini telah terpapar dan terinveksi. Tanda dan gejalanya belum nampak. Pada fase ini antibodi terhadap HIV belum terebntuk. Gejalanya masih ringan seperti flu biasanya 2-3 hari dan bisa sembuh sendiri.

2. Fase Dua

Fase dua ini umur infeksinya sekitar 2-10 tahun. Fase 2 ini orang yang terpapar virus sudah positif HIV. Fase ini belum menampakkan gejala yang berat. Orang yang sakit sudah bisa menginfeksi orang lain. Gejalanya masih ringan seperti flu biasa.

3. Fase Tiga

Pada fase tiga ini telah muncul gejala-gejala awal penyakit. Gejala yang timbul seperti keringat yang berlebihan pada malam hari, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening. Flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan mulai berkurang, berat badan terus turun hingga status gizi orang ini bisa dalam status gizi kurang.

4. Fase Empat

Pada fase empat ini penyakit AIDS telah ditegakkan. Timbul sekumpulan gejala seperti infeksi paru-paru yaitu TBC, radang paru-paru, kesulitan bernafas. Terjadinya sariawan di sekujur mulut dan gusi, kanker kulit. 

Infeksi usus yang menyebabkan diare parah berminggu-minggu, dan infeksi otak serta gejala dan tanda lainnya.

Masalah Gizi pada Pengidap AIDS

Dari penjelasan di atas mengenai gejala yang ditimbulkan oleh pengidap AIDS maka masalah gizi yang dialami seperti malnutrisi yang cenderung pada kekurang gizi atau status gizi kurang. Kekurangan asupan secara oral karena sariawan dan tidak nafsu makan.

Kesulitan menelan dan gangguan infeksi pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare. Kekurangan asupan makanan terkait kalori, lemak protein dan karbohidrat dan lain semacamnya. Nah, Sahabat Sehat. Berikut pengaturan makan untuk pengidap AIDS.

Pola Makan untuk penyakit HIV-AIDS
Gambar dari Pixabay.com
 

Pola Makan untuk Penyakit AIDS

Adapun pengaturan makan dan kebutuhan gizi sebagai berikut.

1. Kebutuhan Energi dan Karbohidrat

Pada pengidap penyakit AIDS dengan kondisi hipermetabolik, maka kebutuhan energinya meningkat sekitar 13% dari kebutuhan awal setiap penigkatan suhu tubuh diatas normal.

Hipermetabolik yaitu kondisi tubuh mengalami kecepatan peningkatan metabolisme karena terdapat infeksi penyakit.

Jika pengidap penyakit dalam kondisi wasting atau kurus maka perbaikan gizi yang diberikan yaitu 40-50 kalori/kg BB perhari. Perhitungan kebutuhan kalori sesuai dengan status gizi seseorang, tidak bisa disamaratakan. 

Tergantung dari usia, jenis kelamin, aktivitas fisik yang dialkukan dan kondisi sakit seseorang karena berpengaruh pada faktor stres.

Pemberian makanannya tergantung kondisi seseorang, jika susah menelan atau terdapat sariawan maka berikan makanan yang lunak seperti bubur. 

Jika sariawannya berkurang dan orang ini dapat makan nasi, ya bisa berikan dalam bentuk nasi. Nasi dapat diganti dengan roti gandum, kentang dan sejenisnya.
 
Baca juga : Kenali Diet Sehat untuk Penyakit Hati

2. Kebutuhan Asupan Protein

Pada pengidap penyakit dengan kondisi wasting atau kurus maka diberikan protein sekitar 0,6-0,8 gram/kg/BB perhari. Pada kondisi asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala maka diberikan proteinnya sekitar 1-1,4 gram/kg BB. Sedangkan pada kondisi simtomatik proteinnya diberikan sebesar 1,5-2 gram/Kg BB.

Pembatasan protein ditujukan pada pengidap yang memiliki penyakit ginjal dan hati. Jenis protein yang diberikan yaitu protein rendah lemak. Sumber proteinnya seperti ayam tanpa kulit, telur, susu rendah lemak, tahu, jamur, kacang-kacangan, kedelai dan semacamnya.

3. Kebutuhan Lemak

Kebutuhan lemak yang diberikan sebesar 10-25% dari kebutuhan energi total seseorang. Jika kondisi seseorang mengalami diare maka berikan diet rendah lemak. Penggunaan lemak MCT lebih mudah diserap dibandingkan dengan lemak rantai panjang. 

Sumber lemaknya seperti minyak MCT, minyak ikan kaya akan asam lemak omega 3. Minyak MCT ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena dapat mengurangi inflamasi atau peradangan.

4. Kebutuhan Cairan

Kebutuhan cairan untuk pengidap AIDS sama seperti orang normal yaitu sekitar 8-12 gelas untuk orang dewasa. Jika seseorang mengalami diare dan muntah maka berikan tambahan cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

5. Kebutuhan Serat

Kebutuhan serat yang diberikan dalam jumlah yang cukup. Berikan serat yang mudah dicerna seperti wortel, brokoli, ubi, apel, oats, kacang merah dan lain-lain.

6. Kebutuhan Vitamin dan Mineral

Pada kondisi kekebalan tubuh menurun maka diperlukan vitamin dan mineral dalam jumlah banyak. Berikan sekitar 1,5 kali dari AKG (Angka Kecukupan Gizi) terutama vitamin C, A, B12, E, asam folat dan lain-lain.

Kebutuhan vitamin A yaitu 700–900 µg/3000 µg. Vitamin B12 1.1–1.3 mg/no UL. Vitamin C 1000 mg perhari. Asam Folat 400 mg/1000 mg. Zat besi 8–18 mg/350 mg. Serta jenis lainnya. Konsumsi buah-buahan dan sayuran kaya kaan vitamin dan mineral.

Nah, Sahabat Sehat. Jika pengidap penyakit AIDS ini tidak bisa makan 3 kali makan utama dan 2 kali selingan maka berikan dalam porsi kecil tapi sering. Aktivitas fisik yang dilakukan adalah semampunya sesuai kondisi fisik seseorang. Semoga bermanfaat ya informasinya. Terima kasih.

15 komentar untuk "Pengaturan Pola Makan untuk Penyakit HIV-AIDS"

  1. Masya Allah edukatif . Tak hanya informatif. Makasih ya Kak

    BalasHapus
  2. Ya Allaah aku jadi bersyukur banget dikasih badan sehat. Membayangkan penderita di fase tiga dan empat rasanya ikut lemesss :((

    BalasHapus
  3. setelah baca artikel ini, aku baru tahu, ternyata pola makan untuk penderita HIV AIDS perlu ada aturannya ya

    BalasHapus
  4. Wah ternyata penderita HIV itu ada tahap nya juga ya step-stepnya dari yang awal samps yang berat. Pola makan juga perlu di perhatikan.

    BalasHapus
  5. Harus makin aware juga dalam aspek faktor penyebaran ya :( ya Allah, semoga sehat sehat semuanya.

    BalasHapus
  6. Jadi intinya mempertahankan daya tahan tubuh ya Kakak. Semoga mereka tetap semangat ya!

    BalasHapus
  7. tulisan yang sangat useful ka, ternyata untuk makannya juga ada penanganan khusus ya untuk mereka yang mengidap penyakit ini. bener2 edukatif sharing artikelnya kak. mari kita jaga kesehatan kita dengan menghindari potensi-potensi terpapar penyakit apapun. semoga kita sehat semua ya kak, aamiin

    BalasHapus
  8. looks nya lezat ya, hihi..
    ternyata ada pola makan yang harus dijaga juga bagi penderita HIV AIDS ya, asupannya juga lebih umum yang memang selalu dibutuhkan dalam pola makan sehat.

    nice info nih. makasih media kesehatan. stay safe dan stay health juga buat kita semua.

    BalasHapus
  9. Semoga kita dan keluarga dijauhkan dari penyakit ini ya. Maka yang terpenting adalah pencegahannya.. karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

    BalasHapus
  10. Lewat makanan yang lezat dan sehat, ODHA tentu makin semangat buat berdamai dengan penyakitnya ya kak.

    BalasHapus
  11. Pengetahuan penting supaya kita juga lebih aware dengan kebutuhan ODHA ya kak...

    BalasHapus
  12. intinya asam folat harus tingginya kak biar bisa memjaga imun tubuh ya kak

    BalasHapus
  13. Mendoakan yang kena penyakit hiv ini segera sembuh aaamiin, sudah ada obatnya kan ya kak. Makasih banget mbak, jadi aware akan kesehatan

    BalasHapus
  14. Ternyata ada fase juga ya untuk penderita HIV ini, pola makanya juga berbeda. thanks for sharing

    BalasHapus
  15. Ternyata ada aturan makanan penting untuk pengidap HIV ya , mbak ? mantap nih.

    HIV memang penyakitnya serem banget dan harus pilih juga nih macam-macam makanan yang sehat untuk tubuh khususnya pengidap penyakit ini

    BalasHapus