Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Mencukupi Kebutuhan Gizi Selama Hamil

Gizi berperan besar dalam kesehatan tubuh seseorang. Gizi yang cukup dan seimbang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Kecukupan gizi dalam menghasilkan tubuh yang bugar dan prima, melakukan kegiatan secara optimal dan tidak mudah lelah.

Jika kebutuhan gizi ini tidak terpenuhi dan kurang mengakibatkan gangguan metabolisme dalam tubuh serta berakibat pada masalah gizi dan penyakit dalam tubuh. Apabila jika kebutuhan gizi dalam tubuh berlebihan juga menimbulkan masalah gizi dan penyakit. Jadi, sebaiknya kebutuhan gizi yang kita asup seimbang dan normal.

Masalah gizi yang rentan terjadi yaitu pada kondisi ibu hamil. Kenapa ibu hamil ini rentan? Karena ibu dengan posisi hamil tidak hanya mencukupi gizi satu nyawa saja, akan tetapi ada janin yang dikandungnya yang harus tercukupi kebutuhan gizinya.
 
Jika status gizi ibu normal sebelum dan selama hamil, maka kemungkinan besar bayi yang akan dilahirkan akan sehat, berat badan normal, tidak mengalami kecacatan dan cukup bulan.

Nah, Sahabat Sehat. Jika status gizi ibu hamil kurang atau dalam kondisi tidak normal maka akan menimbulkan masalah gizi loh. Yuk, simak penjelasan lebih lanjut mengenai masalah gizi pada ibu hamil dan kebutuhan gizi yang harus dipenuhi.

Pentingnya mencukupi kebutuhan gizi selama hamil
Gambar dari Pixabay.com

Masalah Gizi Pada Ibu Hamil

Adapun masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil sebagai berikut.

1. KEK (Kekurangan Energi Kronis)

Sudah pernah dengar KEK ini apa? KEK adalah kondisi kekurangan gizi dalam jangka panjang atau kronis. Masalah KEK pada ibu hamil disebabkan karena jangka waktu yang lama dengan tanda asupan energi berupa karbohdirat dan lemak kurang dalam tubuh.

Kondisi ini dipengaruhi pada saat sebelum hamil. Jadi status gizi sebelum hamil dalam kondisi gizi kurang. Bagaimana pengukuran KEK pada ibu hamil? Pengukurannya melalui dengan pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

Jika LILA <23,5 cm maka ibu hamil berisiko terkena KEK ini. Selain pengukuran menggunakan LILA, perlunya diukur status gizinya. Pengukuran status gizi menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh).

Jika IMT pada trimester pertama kehamilan <18,5 kg/m2 maka ibu hamil tersebut tergolong KEK. Jika Trimester pertama kehamilan tidak diukur dan tidak diketahui, maka bisa menggunakan data berat badan dan tinggi badan sebelum hamil untuk mengetahui IMTnya.

Nah, Sahabat Sehat. Sudah tahu kah dampak jika ibu hamil mengalami KEK? Ibu hamil KEK berisiko keguguran, pendarahan pasca persalinan, serta kematian ibu, pergerakan janin terganggu, mudah terkenan penyakit infeksi dan sebagainya.

Bagaimana dengan kondisi janin dengan ibu yang memiliki KEK. Dampak untuk janinnya seperti gangguan pertumbuhan janin, risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang akan berpengaruh pada kecerdasan otak anak. Risiko kelainan atau kecacatan seperti bibir sumbing, defect neural tube, celah langit-langit dan lain semacamnya.

2. Anemia Pada Ibu Hamil

Anemi pada ibu hamil merupakan suatu kondisi dengan tanda hemoglobin (HB) kurang dari normal (<11 g/dl). Gejalanya anemia pada ibu hamil hampir sama dengan anemia yang diderita orang pada umumnya seperti lemas, letih, lesu, tidak semangat, pucat dan semacamnya.

Dampak dari anemia ibu hamil ini salah satunya yaitu kematian maternal. Kematian maternal adalah kondisi seperti pendarahan setelah melahirkan dan terjadinya plasenta previa atau ari-ari berada di bagian bawah rahim.

Kenapa ya terjadinya anemia pada ibu hamil? Kekurangan zat besi dan asam folat menyebabkan pembentukan sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh karena pada saat hamil terjadi perubahanan kondisi tubuh.

Selain dari kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia seperti makanan yang dikonsumsi ibu hamil kurang mengandung protein, vitamin, asam folat dan zat gizi lainnya.

Terjadinya peningkatan kebutuhan zat gizi selama hamil. Selain itu juga meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh karena pendarahan akut dan kronis. Jadi banyak faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil ya.

3. Hipertensi

Kehamilan dengan hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi yang dialami oleh ibu hamil pada masa kehamilan. Kehamilan hipertensi ini bisa mengakibatkan preeklamsia dan ekslampsia.

Apa itu preeklamsia dan ekslampsia? Preeklamsia adalah kondisi ibu hamil dengan tekanan darah tidak normal yaitu >140/90 mmHg setelah 20 minggu kehamilan dibandingkan dengan tekanan darah sebelumnya normal.

Selain ditandai dengan tekanan darah tinggi, kondisi preeklamsia juga ditandai dengan protein urin lebih dari 300 mg dalam 24 jam. Hipertensi ini terjadi pada ibu hamil berusia 20-35 tahun dengan usia kehamilan sekitar 20 minggu.

Sedangkan ekslampsia adalah kondisi komplikasi yang lebih serius dibandingkan dengan preeklamsia. Tandanya terjadinya kejang pada ibu hamil. Kejang terjadi bisa pada saat akan melahirkan. Kondisi ini sangat berbahaya jika ibu hamil sampai hilang kesadaran. Akibat yang ditimbulkan dari preeklamsia dan ekslampsia adalah kematian ibu dan janinnya. 

Kebutuhan Zat Gizi Selama Hamil 

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Gambar dari Pixabay.com

Pada saat hamil, kebutuhan gizi pada ibu hamil mengalami peningkatan dibandingkan sebelum hamil. Hal ini dikarenakan untuk kebutuhan metabolisme ibu dan pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya.

Jika kebutuhan sebelum hamil untuk usia 19-29 tahun yaitu 1900 kalori perhari. Sedangkan untuk perempuan sekitar 30-29 tahun sekitar 1800 kalori perhari. Maka pada saat hamil terjadi pertambahan kalori pada trimester pertama sekitar 180 kalori perhari. Sedangkan untuk trimester kedua dan tiga sekitar 300 kalori perhari.

Tidak hanya kebutuhan kalori saja ya yang bertambah. Kebutuhan zat gizi lainnya seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral juga mengalami peningkatan. Sudah tahu belum aturan makan kondisi hamil?
 
Baca juga : 5 Tips Sehat Selama Menjadi Ibu Hamil

Jadi aturan makan untuk ibu hamil sama seperti orang pada umumnya ya menggunakan prinsip gizi seimbang. Makanan yang diasup sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing orang, sesuai dengan kondisi ibu, usia, dan aktivitas fisik yang dialkukan. Menu makanan yang diasup harus lengkap. Semuanya ada di dalam makanan. Rinciannya sebagai berikut.

1. Karbohidrat

Karbohidrat ini  berfungsi untuk menyediakan energi untuk tubuh. Tahukah kamu bahwa dalam 1 gram karbohidrat setara dengan 4 kalori. Kebutuhan karbohidrat dalam tubuh sekitar 50-60% dari total energi harian.

Karbohidrat ini terdapat dalam makanan pokok seperti nasi, kentang, jagung, bihun, roti dan semacamnya. Kandungan 1 porsi nasi setara dengan 100 gram terdiri dari 175 kalori, 4 gram protein, dan 40 gram karbohidrat.

2. Lemak

Kebutuhan energi yang berasal dari lemak saat hamil tidak lebih dari 25% dari kebutuhan total energi harian. Dalam satu gram lemak dapat mneghasilkan energi sebesar 9 kalori. Lemak yang disarankan untuk dikonsumsi terdiri dari lemak jenuh dan lemak tidak jenuh.

Contoh dari lemak jenuh seperti daging, telur, minyak ikan, berbagai jenis ikan seperti ikan tuna, tongkol, salmon dan sejenisnya. Sedangkan contoh lemak tidak jenuh seperti alpukat, kacang almond, labu kuning, minyak zaitun dan sebagainya.

3. Protein

Kebutuhan protein untuk ibu hamil sekitar 17 gram.hari. jenis protein yang dikonsumsi berasal dari protein nabati dan hewani. Contoh dari protein hewani seperti daging, ikan, telur, susu, yogurt dan sejenisnya. Sedangkan protein nabati seperti tahu, tempe, kacang merah, dan jenis kacang lainnya.

4. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral dalam kondisi hamil sangat dibutuhkan lebih banyak dibandingkan kondisi sebelum hamil. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah vitamin ada 2 jenis yaitu vitamin larut lemak seperti Vitamin A, D, E, K sedangkan vitamin larut air seperti Vitamin C dan vitamin B Kompleks.

Sedangkan mineral yang perlu diperhatikan seperti zat besi, kalsium, seng, yodium, magnesium dan mineral lainnya. Sumber vitamin dan mineral ini banyak pada berbagai jenis buah-buahan dan sayuran.

5. Air

Kebutuhan air pada ibu hamil juga mengalami peningkatan sebesar 500 ml/hari. Jadi konsumsi air  minum pada ibu hamil sekitar 2,5 liter perhari. Setara dengan 10-13 gelas perhari. Penuhi kebutuhan cairan karena berguna untuk metabolisme di dalam tubuh ibu dan kebutuhan janin yang dikandungnya.

Nah, Sahabat Sehat! Sekilas info mengenai kebutuhan gizi yang harus dipenuhi untuk ibu hamil serta permasalahan gizi yang akan ditimbulkan. Jika kita dalam kondisi tidak normal, maka berisiko pada pertumbuhan dan perkembangan janin.

Selain memenuhi asupan makanan, jangan lupa untuk mengkonsumsi tablet atau vitamin yang diresepkan oleh dokter ya. Seperti tablet tambah darah atau vitamin zat besi, asam folat, dan kalsium untuk mencegah terjadinya anemia, KEK, dan masalah lainnya. Semoga bermanfaat ya, sehat selalu.



1 komentar untuk "Pentingnya Mencukupi Kebutuhan Gizi Selama Hamil"

  1. alhamdulillah waktu hamil dulu selalu sehat dan nggak ada keluhan apapun, hihi..
    tapi serem juga ya, kalau sampai kekurangan gizi sama bumi. izin save ya buat nanti anak kedua :D terima kasihh..

    BalasHapus