Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diet Sehat untuk Penyakit Diabetes Melitus

Penyakit Diabetes Melitus atau dikenal di lingkungan sehari hari yaitu sakit kencing manis. Kenapa ya disebut kencing manis?

Nah, Sahabat Sehat! Menurut ADA (American Diabetes Association) tahun 2010. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik ditandai dengan kondisi tubuh mengalami hiperglikemia atau kadar glukosa darah tinggi >200 mg/dl. Penyebabnya terjadinya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Kira-kira sahabat sehat, sudah tahu belum penyebabnya apa? Macam-macam diabetes apa saja ya? Nah, jika sakit diabetes melitus ini, gimana ya diet sehat agar kadar glukosa darah tidak tinggi lagi? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

DM
Gambar dari Freepik.com

Kategori Diabetes Melitus

Ada 4 kategori diabetes melitus berdasarkan penyebabnya yaitu.

1. Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1)
Penyakit ini disebabkan oleh destruksi sel beta atau defisiensi insulin absolut dikenal dengan kekurangan insulin disebabkan oleh autoimun dan idiopatik. Nah DM Tipe 1 ini pada umunya diturunkan dari orang tuanya. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti.

2. Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2)
Penyakit ini disebabkan oleh terjadinya resistensi insulin disertai dengan defisiensi insulin relatif. Hingga terjadinya kerusakan sekresi insulin.

3. Diabetes Melitus Gestasional
Penyakit DM ini terjadi pada kondisi ibu hamil. Disebabkan pada saat kondisi sedang hamil tidak dapat memproduksi cukup insulin sehingga kadar glukosa darah naik.

4. Lain-lain
Diabetes melitus ini disebabkan oleh terjadinya gangguan genetik fungsi sel beta, gangguan genetik kerja insulin, interaksi obat atau zat kimia, infeksi, sindrom genetik yang berkaitan dengan diabetes, dan lain semacamnya.

Pemeriksaan Diabetes Melitus

Ada 3 cara seseorang dapat diketegorikan mengidap penyakit diabetes melitus yaitu.

1. Kadar glukosa darah sewaktu
jika terdapat gejala dan keluhan diabetes melitus, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl. Glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan dengan pengambilan darah tanpa harus dipuasakan terlebih dahulu. 

2. Kadar glukosa darah puasa
Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl. Sebelum pengambilan darah dipuasakan terlebih dahulu tidak makan dan minum, hanya boleh minum air putih saja minimal selama 8 jam.

3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO)
TTGO yang dilakukan sesuai dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air. Tes ini lebih sensitif dan spesifik jika dibandingkan dengan pemeriksaan glukosa darah puasa.

Akan tetapi pemeriksaan ini memiliki keterbatasan. Tes ini sulit dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang serta membutuhkan persiapan khusus.

Alat tes glukosa darah
Gambar dari Freepik.com

Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Melitus

Adapun faktor risiko terjadinya penyakit diabetes melitus yaitu.

1. Faktor Genetik
Faktor genetik sangat berpotensi menghasilakn keturunan yang mengalami diabetes melitus juga. Pada umumnya jika orang tua sakit dengan riwayat DM yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian sel beta, sekresi insulin, dan toleransi insulin atau semacamnya, maka  anaknya akan berisiko terkena DM. Pada umumnya faktor risiko diakibatkan oleh gen ini adalah jenis Diabetes Melitus Tipe 1.

2. Konsumsi Makanan
Konsumsi makanan yang kurang sehat, memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kurang serat dan suka makanan yang manis-manis maka berisiko terjadinya glukosa darah tidak normal atau tinggi. 

Kebiasaan seperti mengkonsumsi jeroan, berbagai makanan yang diolah dengan digoreng, dibakar, serta minum-minum dengan kadar gula yang tinggi minuman soft drink, kemasan dan tidak suka buah-buahan dan sayuran.

3. Aktivitas Fisik Kurang
Jarang berolahraga dan berjalan kaki, mengakibatkan gerakan tubuh sangat kurang. Sehingga dengan konsumsi makanan yang berlebihan ditambah dengan aktivitas fisik yang kurang maka dapat menimbulkan akibat lain yaitu penyakit metabolik. 

Penyakit ini yaitu gangguan metabolisme dalam tubuh seperti terjainya gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan semacamnya sehingga mempengaruhi kerja insulin dalam tubuh menjadi terganggu. 

4. Obesitas

Kebiasaan makan yang berlebih dan kurangnya olahraga akan terjadi penimbunan lemak yang mengakibatkan obesitas. Kondisi obesitas ini berbahaya karena dapat menimbulkan sindrom metabolik. 

Sindrom metabolik ini kondisi tubuh terjadinya tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, penimbunan lemak serta dislipidemia. Nah, jadi jelas ya obesitas ini berisiko terjadinya kadar glukosa darah tinggi.


Sign and symptom
Gambar dari freepik.com

Tanda dan Gejala Penyakit Diabetes Melitus

Berikut tanda dan gejala yang sering dialami oleh pengidap diabetes melitus sebagai berikut.
  1. Poliuria adalah kebiasaan seseorang sering buang air kecil dibandingkan hari biasanya. Jadi kondisi ini seseorang sekitar 2-3 jam sekali atau kurang sering buang air kecil dan tidak normal seperti biasanya.
  2. Polidipsia adalah kondisi tubuh terasa haus sehingga selalu ingin minum. Jadi ketika seringnya buang air kecil yang menimbulkan haus maka seseorang akan selalu ingin minum air.
  3. Polifagia adalah seseorang yang merasa lapar dan ingin makan terus tanpa henti.
  4. Gejala yang keempat adalah terjadinya penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
  5. Gejala lainnya seperti badan terasa lemah, kesemutan, gatal, mata kabur dan lain-lain.
Baca juga : Diet untuk Penyakit Kanker

Diet Sehat untuk Penyakit Diabetes Melitus

Pada prinsipnya aturan makan pengidap penyakit diabetes melitus sama dengan orang sehat pada umumnya. Menggunakan prinsip gizi seimbang, artinya setiap makanan yang kita konsumsi menunya lengkap dan sesuai kebutuhan zat gizi tubuh masing-masing orang.

Perlu diperhatikan untuk pengidap penyakit diabetes melitus agar kadar glukosa darah terkontrol, seperti jadwal makan, jenis makanan dan jumlah atau ukuran makanan.

Syarat komposisi makanan yang dianjurkan untuk penyakit diabetes melitus terdiri dari.

1. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% dari total asupan energi harian.  Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi seperti beras merah, jagung dan kentang. 

Tidak dianjurkan untuk diet non karbohidrat, bukannya mengontrol kadar glukosa darah, malah mengakibatkan hipoglikemik atau kadar glukosa darah rendah.

Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat mengkonsumsi makanan keluarga pada umumnya. Sukrosa tidak diperbolehkan lebih dari 5% total asupan energi. 

Makan 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan, sehingga dapat mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. Makanan selingannya sebaiknya berupa buah-buahan.

2. Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% dari kebutuhan kalori harian. Tidak dianjurkan lebih dari 30% dari total asupan energi. Lemak jenuh kurang dari 7% kebutuhan kalori. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang berlemak tidak jenuh. 

Bahan makanan yang dibatasi yaitu lemak jenuh dan lemak trans seperti jerohan, organ bagian dalam dari sapi, kambing dan sejenisnya, mentega, susu full cream dan semacamnya.

3. Protein
Protein ini dibutuhkan sekitar 10-20% dari total asupan energi. Sumber protein ada 2 macam yaitu protein hewani seperti ikan, udang, cumi, telur dan sejenisnya. Sedangkan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, tempe dan lain-lain.

4. Serat
Serat diperlukan pada pasien diabetes melitus. Contoh makanan yang mengandung serat yaitu pada sayuran dan buah-buahan seperti alpukat, pisang, pepaya, buah naga, kacang-kacangan dan semacamnya. Anjuran konsumsi serat yaitu 25 gram perhari.

5. Natrium
Natrium untuk pengidap diabetes melitus hampir sama dengan masyarakat pada umumnya tidak lebih dari 3000 mg atau setara dengan 1 sendok teh garam dapur perhari. 

Untuk pengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi maka wajib dibatasi kurang dari 2400 mg. Sumber natrium yaitu garam dapur, MSG, kaldu jamur, atau makanan ringan yang mengandung tambahan natrium nitrit dan pengawet buatan.

6. Pemanis Alternatif
Pemanis makanan dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu pemanis berkalori dan pemanis tidak berkalori. Contoh dari pemanis berkalori yaitu gula alkohol dan fruktosa. 

Gula alkohol contohnya isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan lain-lain. Fruktosa tidak dianjurkan untuk penyakit diabates melitus karena efek samping pada lemak darah.

Pemanis tidak berkalori contohnya aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame. Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman ya.

Nah, Sahabat Sehat. Selain asupan makanan yang diperhatikan disamping itu perlunya untuk peningkatan aktivitas fisik ya. Berolahraga jalan kaki setiap hari selama 30 menit sangat dianjurkan agar tubuh kita tetap sehat dan bugar. 

Selain untuk menurunkan berat badan, olahraga berupa jalan kaki minimal 30 menit setiap harinya dapat memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga kadar glukosa darah dapat terkendali.

Namun, jika pengidap diabetes melitus ini tidak dapat berjalan kaki atau berolahraga seperti bersepeda, renang atau olahraga aerobik lainnya. 

Jangan dipaksakan ya, kondisi ini sangat tergantung dengan usia dan status kesehatan orang masing-masing ya. Jika sehat maka hindari kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan. Semoga bermanfaat.


2 komentar untuk "Diet Sehat untuk Penyakit Diabetes Melitus"

  1. wah info yang bermanfaat sekali
    harus waspada ma diabetes nih karena makan nya nasi trs lauk nya mie hahahaha

    BalasHapus
  2. Terima kasih tipsnya mbak. Saya malah mau menggemukkan badan, tapi ya itu kayaknya susah kalau banyak pikiran gini haha

    BalasHapus