Yuk, Simak Dampak Anemia Pada Remaja Putri!
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke 61 dengan tema remaja sehat bebas anemia. Maka saya akan membahas mengenai apa saja penyebab terjadinya anemia pada remaja putri. Bagaimana dampaknya jika mengalami anemia? Yuk, simak pembahasan berikut ini.
Kondisi Remaja
Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin artinya tumbuh. Fase ini terjadi proses menuju kematangan fisik dan perubahan emosional antara fase anak-anak dan menuju dewasa. Kemenkes RI membagi kelompok remaja yaitu usia 10-19 tahun.Remaja awal usia 10-14 tahun, remaja menengah 14-17 tahun dan remaja akhir 17-19 tahun. Selama masa remaja seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat dibandingkan dengan periode lainnya selain masa kelahiran.
Masa remaja mengalami pertumbuhan terpesat kedua setelah tahun pertama kehidupan. Oleh karena itu kebutuhan gizi meningkat melebihi kebutuhan pada masa anak-anak.
Gambar dari Pixabay.com
Anemia pada Remaja Putri
Pada saat ini masalah gizi yang sering terjadi pada remaja putri di Indonesia adalah anemia. Anemia adalah kondisi tubuh terjadi penurunan jumlah eritrosit atau sel darah merah yang ditunjukkan dengan penurunan kadar hemoglobin (Hb) <12 g/dl, hematokrit dan kadar sel darah merah.Prevalensi penderita anemia pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 32% tahun 2018, dan proporsi anemia pada perempuan yaitu 27,2% lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki 20,3% (RISKESDAS 2018). Oleh karena itu remaja putri sangat rentan terkena anemia.
Penyebab Terjadinya Anemia pada Remaja Putri
1.Asupan Makanan dan Peyerapan yang tidak Adekuat
Remaja putri pada fase ini sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan. jika asupan makanan kurang maka cadangan zat besi banyak yang dipecah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.Zat besi ini yang berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah atau eritrosit. Zat gizi lainnya yang berperan seperti asam folat dan vitamin B12. Sehingga keadaan ini jika dilakukan terus menerus mengakibatkan anemia.
Penyerapan zat besi yang tidak adekuat atau tidak terpenuhi dikarenakan zat gizi yang dapat menghambat proses penyerapannya. Zat penghambat penyerapan zat besi ini yaitu asam fitat dan tanin. Asam fitat ada di dalam serat serealia, dan asam oksalat di dalam sayuran menghambat penyerapan zat besi. Faktor ini mengikat zat besi sehingga mempersulit penyerapannya.
Penyerapan zat besi yang tidak adekuat atau tidak terpenuhi dikarenakan zat gizi yang dapat menghambat proses penyerapannya. Zat penghambat penyerapan zat besi ini yaitu asam fitat dan tanin. Asam fitat ada di dalam serat serealia, dan asam oksalat di dalam sayuran menghambat penyerapan zat besi. Faktor ini mengikat zat besi sehingga mempersulit penyerapannya.
Contoh dari asam fitat berada pada kacang-kacangan, kedelai dan polong-polongan. Sedangkan zat gizi yang kedua yaitu tanin. Tanin merupakan polifenol yang terdapat dalam teh, kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat penyerapan zat besi dengan cara mengikatnya.
Jadi, bagaimana agar kita terhindar dari zat besi yang menghambat penyerapan ini. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan konsumsi makanan beraneka ragam dan lengkap, artinya setiap makan semua komponen ada dan tercukupi di dalam porsi makan.
Jadi, bagaimana agar kita terhindar dari zat besi yang menghambat penyerapan ini. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan konsumsi makanan beraneka ragam dan lengkap, artinya setiap makan semua komponen ada dan tercukupi di dalam porsi makan.
Jadi, setiap kita makan sesuai dengan porsi isi piringku yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI ada makanan pokok berupa karbohidrat, lauk pauk dari protein hewani dan nabati, sayur-sayuran serta buah-buahan dan juga minum air putih.
2.Kehilangan darah secara kronis
Pendarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan mengakibatkan kadar Hb rendah. Selain itu pendarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang mengakibatkan kadar Hb menurun.3.Peningkatan kebutuhan zat gizi
Peningkatan kebutuhan zat gizi ini untuk pembentukan sel darah merah pada masa pubertas.4.Hemolitik dan Penyakit Infesi
Pendarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena terjadi hemolitik atau pecahnya sel darah yang mengakibatkan penumpukan zat besi di organ tubuh seperti hati dan limpa. Contoh lainnya yaitu pada penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik yang menyebabkan anemia karena sel darah merah cepat pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.Gambar dari Freepik.com
Dampak Anemia pada Remaja Putri
Gejala penderita anemia yaitu lemas, pusing, lesu dan mengantuk serta mudah lelah. Jadi, ketika berkegiatan sedikit mudah capek. Dari gejala ini berdampak pada kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh remaja putri seperti menurunnya tingkat prestasi belajar, terganggu kegiatan belajar, perkembangan motorik dan mental, tingkat kebugaran menurun dan tidak tercapainnya tinggi badan yang optimal.
Disamping itu dampak untuk jangka panjangnya apabila remaja putri yang mengalami anemia tidak tertangani dengan baik akan berlanjut pada masa dewasa dan berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu, bayi lahir prematur dan bayi dengan berat badan rendah (BBLR).
Nah, Sahabat Sehat, sudah tahu penyabab dan dampak yang terjadi pada anemia remaja putri. Artikel selanjutnya akan dibahas mengenai tips agar terhindar dari penyakit anemia ini. Semoga bermanfaat.
Tulisan ini pasti bermanfaat buat kaum hawa...
BalasHapusUntuk cewek cocok
BalasHapusArtikel yang bagus. Ayo perangi anemia.
BalasHapus