Hepatitis Autoimun pada Anak, Yuk Waspadai!
Tahukah kamu, apa yang terjadi jika usia anak-anak mengidap penyakit hepatitis autoimun? Bagaimana gejalanya? Apakah sama dengan penyakit hepatitis lainnya? Bagaiamana dampak kesehatan dan prestasi belajar di sekolah jika anak mengalami penyakit ini? Yuk, simak pembahasan berikut ini!
Autoimun Hepatitis
Autoimun hepatitis (AIH) adalah penyakit peradangan hati yang penyebabnya belum diketahui secara pasti. Penyakit ini digambarkan sebagai gangguan aktifitas limfosit T, sehingga terjadi pembentukan auto-antibodi yang menyerang antigen pada permukaan sel hati atau hepatosit.
Jika penyakit ini terus berkembang maka dapat menjadi fibrosis (jaringan parut) dalam sel hati. Hepatitis autoimun lebih dominan terjadi pada usia muda loh, dengan perbandingan antara perempuan dengan laki-laki yaitu 6:1. Penyakit ini dapat terjadi pada semua etnis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi. Data epidemiologi di Norwegia dan Swedia menunjukkan bahwa rata-rata kejadian penyakit ini adalah 1-2 kasus per 100.000 populasi pertahun. Prevalensi kejadiaannya 11-17 insiden per 100.000 populasi pertahun.
Tanda dan Gejala Penyakit Autoimun Hepatitis
Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak usia 7-10 tahun. Gejala klinis pada anak-anak agak berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Gejala yang paling sering timbul sama dengan hepatitis virus akut atau menyerang secara tiba-tiba, antara lain ikterik atau sakit kuning, urin yang pekat, feses yang pucat, malaise atau perasaan tidak nyaman, pegal-pegal atau kelelahan, serta anoreksia yang dikaitkan dengan mual/muntah dan nyeri perut, dan tanda-tanda gangguan fungsi hati juga sering terjadi.
Akan tetapi, disisi lain anak yang terinfeksi juga tidak ditemukan gejala atau disebut asimptomatik. Setelah diperiksa tiba-tiba terjadi hepatomegali atau pembesaran ukuran organ hati.
Dampak Kesehatan pada Anak
Anak yang terinfeksi penyakit ini pada umumnya terjadi penurunan berat badan yang ditandai dengan status gizi kurang, hal ini dikarenakan sering terjadinya mual, muntah serta nafsu makan menurun. Kondisi seperti ini mengakibatkan prestasi belajar anak juga menurun, dikarenakan kelelahan dan penyakit yang diidapnya.
Baca juga : Picky Eater pada Anak, Apa Penyebabnya?
Nah, dengan tanda, gejala dan dampak yang terjadi pada anak, perlu sangat diwaspadai ya, karena penyakit ini bisa kambuh lagi, serta penanganannya harus sesuai anjuran prosedur dokter, tidak dianjurkan mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter.
Lalu, bagaimana untuk menaikkan berat badannya atau status gizi anak menjadi normal lagi? Perlu dikonsultasikan dengan ahli gizi terkait terapi diet yang harus dijalani. Memperhatikan makanan yang harus dihindari seperti makanan yang merangsang asam lambung yaitu makanan pedas, cuka dan bumbu merica yang berlebihan.
Makanan ber-gas seperti buah durian, nangka, lobak, dan semacamnya. Menghindari minuman beralkohol dan bersoda, dan makanan yang mengandung lemak tinggi yaitu jenis jerohan, olahan yang bersantan, mentega dan semacamnya.
Nah, itu dia pemaparan terkait Hepatitis Autoimun pada anak, sehat selalu, semoga bermanfaat.
Makasih kak, ilmu yg berguna buat saya.
BalasHapusInformasi nya bermanfaat
BalasHapusAyo semangat ngeblognya hehehe
BalasHapusInformasi bermanfaat min. semangat selalu menebar informasi kesehatan
BalasHapus